UMKM Kuansing Kesulitan Modal, Kopdagrin Paparkan Saat Gathering Ekosistem Desa

    UMKM Kuansing Kesulitan Modal, Kopdagrin Paparkan Saat Gathering Ekosistem Desa
    Kegiatan gathering ekosistem Desa Tahun 2022

    Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Maju pesat, seperti Pengrajin Batik, Sepatu, Tenun dan Pandai Besi. Akan tetapi saat ini mengalami kendala yang dihadapi oleh UMKM, antara lain Kontinuitas Produk, Kuantitas Produk, Kualitas Produk, Teknologi, Modal, Kemasan dan.Pemasaran.

    Namun dalam mendorong dan meningkatkan UMKM, Diskopindag  Kuansing terus berupaya mencari terobosan, untuk mengatasi  persoalan yang dihadapinya. Sehingga melalui Gathering Ekosistem Desa Tahun 2022, yang dilaksanakan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Teluk Kuantan.

    Sehingga kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Diskopindag Kuansing, untuk memaparkan permasalahan yang dihadapi serta arah kebijakan pemerintah dalam memajukan UMKM.

    " Jika persoalan ini, tidak dibantu secara bersama sama oleh beberapa pihak, sudah barang tentu akan menjadi hambatan percepatan majunya UMKM di Kuansing, " ujarKadis Kopindag Kuansing, Drs. Azhar MM CPM pada acara Gathering Ekosistem Desa.

    Kegiatan Gathering Ekosistem Desa Tahun 2022 dilaksanakan di Rumah Makan Sederhana Teluk Kuantan, Selasa (11/1/22) dihadiri langsung Pimpinan Cabang BRI Teluk Kuantan, Fery Widodo, dan juga seluruh pimpinan unit BRI, Ketua Forum Kepala Desa, Ketua Asosiasi Batik dan Plt Kadis Sosial Nafisman.

    Menurut Azhar, Permasalahan yang paling dibutuhkan oleh UMKM di Kuansing, perlu support dari pihak perbankan terutama BRI, yang menyangkut modal. Untuk itu, diharapkan pihak perbankan mau membantu UMKM, dengan mensupport bantuan pinjaman modal, dengan persyaratan yang tidak terlalu rumit serta dengan bunga kecil.

    Menanggapi hal ini, Pimpinan BRI Cabang Teluk Kuantan, Fery Widodo berjanji akan mensuport UMKM, melalui program BRI berupa KUR Super Mikro, dengan besar pinjaman Rp 5 juta sampai Rp 10 juta.

    Dikatakan Azhar, ada beberapa UMKM unggulan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan, antara lain Batik, Tenun, Sepatu dan Pandai Besi. Mereka memiliki peluang sangat besar untuk maju dan berkembang. "Kita juga memiliki perkebunan sawit yang sangat luas, dikelola oleh beberapa perusahaan dan KUD.  Akan tetapi selama ini kebutuhan peralatan sawit, seperti Dodos dan Gred dibeli dari hasil produksi buatan Medan dan Malaysia, " ujarnya.

    Sehingga kedepannya, katanya, sangat berharap, agar pihak perusahaan maupun KUD yang mengelola sawit, bisa membeli peralatan hasil produksi pandai besi Kuansing. " Kita harus meningkatkan kualitas produksi pandai besi, serta bantuan modal dari perbankan, " katanya.

    Penjajakan kerjasama dengan beberapa KUD dan Perusahaan, katanya, sudah dilakukan komunikasi dalam pengadaan peralatan seperti dodos dan Gred, " ujar mantan Kadis Pasar Kebersihan dan Pertamanan serta Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kuansing tersebut. (Replizar)****

    REPLIZAR

    REPLIZAR

    Artikel Sebelumnya

    Musdalub Golkar Kuansing, Syamsuar : Saya...

    Artikel Berikutnya

    Terkait HGU Perusahaan, Agar Desa Tidak...

    Berita terkait